LEBAK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus berupaya menekan kasus angka kematian ibu (AKI) melahirkan. Sepanjang tahun 2024 lalu sebanyak 30 kasus AKI ditemukan. Angka ini meningkat 1 kasus dibanding dengan tahun 2024 yang mencapai 29 kasus.
“Jumlah kematian ibu melahirkan tahun 2024 mencapai 30 kasus atau naik 1 kasus dibanding tahun 2023. Sementara untuk kasus angka kematian bayi sebanyak 276 kasus turun dibanding dengan tahun sebelumnya,” ujar Kasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Lela Nurlelasari, Kamis 16 Januari 2025.
Dia mengatakan, Dinkes berupaya menekan AKI yang diakibatkan kehamilan dan proses proses melahirkan. Karenanya, untuk menurunkan jumlah kematian ibu melahirkan ini, Dinkes berupaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan di masyarakat.
“Salah satunya menjalin kemitraan dengan paraji desa yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan persalinan di tingkat desa,” ujarnya.
Kata dia, agar program penanganan jumlah kematian ibu melahirkan berjalan baik, pihaknya akan mengoptimalkan pelayanan kesehatan beradasarkan standar pelayanan.
“Artinya, masyarakat akan dilayani sesuai dengan kemampuan akhir tim medis yang ada,” tukasnya.
Plt Kepala Dinkes Lebak Budhi Mulyanto menambahkan, untuk menurunkan AKI dan AKB ini pihaknya terus berupaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Salah satunya dengan meningkatkan Puskesmas biasa menjadi puskesmas dengan perawatan. Sehingga dapat lebih mendekatkan pelayanan kesehatan secara umum khususnya meningkatkan pelayanan persalinan di desa-desa.
“Kita juga telah memerintahkan petugas Puskesmas untuk proaktif melakukan pendataan awal ibu hamil. Sehingga, dapat diketahui ibu hamil berisiko tinggi dan tidak. Para bidan desa harus tetap tinggal di desa masing-masing dan melakukan pemeriksaan secara berkala kepada ibu hamil berisiko tinggi. Begitu juga kemitraan dengan paraji desa juga dijalin,” katanya.***