SERANG – Luas lahan pertanian di Provinsi Banten mengalami penyusutan bahkan hingga ribuan hektare dalam empat tahun terakhir ini. Hal itu diketahui dari hasil audit Basan Pertanahan Nasional (BPN) terhadap luas baku sawah (LBS) Banten.
Yang mana, pada tahun 2019, BPN mencatat LBS Banten seluas 204.335 hektar. Namun, luas itu menyusut dengan kondisi eksisting di tahun 2023 hanya 194.465,39 hektare.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten, Agus Tauhid. Katanya, luas sawah di Tanah Jawara ini menyusut 5 persen dalam empat tahun terakhir.
“Betul berdasarkan SK dari ATR BPN tahun 2023 ini ada penyusutan sekitar 5 persen. Hal ini dipotret oleh BPN dengan melihat kondisi eksisting di lapangan,”ujar Agus Tauchid, Jumat 27 Desember 2024.
Penyusutan lahan sawah itu merata di delapan kabupaten dan kota se Banten, bahkan di Kota Tangerang Selatan sawah di sana di tahun 2023 hilang. Yang tadinya masih terdapat 238 hektar sawah di tahun 2019, namun menjadi 0 di tahun 2023.
Tidak jauh beda, di Kota Tangerang juga sama. Penyusutan disana mencapai presentase 83 persen dari luas 1.143 hektar menjadi 180.71 hektar saja. Lalu di Kota Cilegon dari 1.691 hektar menjadi 1.120,76 hektar atau menyusut 34 persen.
Menurut Agus, penyusutan sawah tersebut lantaran ada sejumlah pengembang perumahan hingga pergudangan mengabaikan pola ruang di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Hal itu diperkuat dengan laporan dari BPN yang mencatatkan jika faktor penyebab penyusutan sawah ialah perubahan fungsi lahan menjadi lahan terbangun atau pemukiman.
“Ada catatan mengabaikan pada pola ruang, untuk perumahan, pergudangan, untuk lahan sawah yang masih eksisting,” katanya.***